Minggu, 02 Oktober 2016

Kamu sekarang jauh lebih gagah

Kamu sekarang jauh lebih gagah dan lebih ganteng dari Ayyas saat SMP dulu." Kata pemuda berkaca mata. "Ah yang benar aja Dev?" Sahut Ayyas. "Sungguh. Dulu kamu itu paling kecil dan paling krempeng di kelas. Sekarang jadi tinggi dan lumayan gagah. Tidak menyangka. Apa karena kamu sering makan daging unta waktu kuliah di Arab sana?" 9/994 "Ah Devid...Devid, caramu bicara kok tidak berubah, segar dan masih suka guyon. Lha kamu sendiri ini tambah gemuk dan putih. Apa karena suka makan daging Beruang Putih selama kuliah di sini?" "Beruangnya Mbahmu!"


"Sudah Dev, cepetan yuk, jangan bercanda terus. Masya Allah, dingin sekali Dev. Ini aku sudah rangkap empat lho. Plus jaket tebal yang kubeli di New Delhi. Wuih ternyata masih tembus. Dev, ayo cepatlah, mana taksi atau busnya! Bisa mati membeku aku kalau agak lama di sini." Ayyas menggigil dalam jaket hijau tuanya. Uap hangat keluar dari mulutnya saat bicara. Ia kencangkan kuncian sedekap kedua tangan di dadanya. "Kita bisa naik bus, metro, atau marshrutka. Tapi kita naik taksi carteran saja ya. Biar tidak repot angkat barang." Jawab Devid yang nampa Harga Triflex Capsule k lebih tenang dan berpengalaman, sambil membenarkan letak kaca matanya. Ia mengenakan 10/994 palto hitam dan perlengkapan musim dingin sempurna layaknya orang Rusia pada umumnya. "Boleh lah. Yang penting cepat sampai apartemen. Uh, dinginnya masya AllahV Laki-laki berhidung bengkok ke kiri mendekat. Dengan muka dingin ia menyapa dua pemuda itu dengan bahasa Rusia. "Dabro dentl Vi otkuda?" (Selamat siang! Kalian dari mana?) Devid geleng-geleng kepala dan memasang muka tidak mengerti. "Dev, tidak usah main-mainlah.


Jawablah, masak kamu tidak bisa bahasa Rusia? Dingin nih!" Protes pemuda berjaket hijau tua. "Tenang Yas. Aku mau pura-pura tidak bisa bahasa Rusia. Supaya engkau tahu, bagaimana si Rusia tua ini memperlakukan kita. Dia pasti mengira kita berdua ini benar-benar makanan empuknya. Katanya kau mau meneliti sejarah Rusia, ya biar tahu sekalian watak asli masyarakatnya." "Oke, tapi cepat ya, aku sudah mau beku rasanya!" 11/994 "Kholodno? (dingin) Sapa lelaki Rusia lagi. " What? What is kholodno?" Jawab Devid pura-pura tidak tahu. "Kholodno, kholodno..." Kata lelaki R Obat luka diabetes usia sambil mendekap dadanya dan menggigilkan tubuhnya. Ia lalu menunjuk-nunjuk pemuda berjaket hijau tua lantas berakting menggigil. Kemudian ia menawarkan untuk naik taksinya. Lalu terjadilah dialog dengan bahasa isyarat antara lelaki Rusia berhidung mencong ke kiri itu dengan pemuda berkaca mata. Pemuda berkaca mata lalu mengambil pena dan secarik kertas dari saku paltonya. Ia menulis alamat apartemennya, dan menyerahkannya pada lelaki itu. Meskipun ditulis dengan huruf latin dan tidak dalam huruf Cyrilic Rusia, lelaki itu bisa membaca. "Mmm, Panfilovsky, Smolenskaya..." Gumam lelaki Rusia itu seraya mengambil pena dari saku paltonya. Ia menulis angka dua ratus dolar di atas secarik kertas itu dan memperlihatkan pada pemuda berkaca mata. Melihat angka yang 12/994 tertulis seketika pemuda itu menggelengkan kepala tidak setuju.


"Gila orang Rusia ini Yas! Dia sangat yakin kita bisa dibodohin dan dibantainya dengan mudah. Masa sekali jalan dari Sheremetyevo ke Smolenskaya dua ratus dolar. Padahal kalau naik bis paling 25 rubel. Terlalu jauh bedanya." "Ya sudah Dev, Obat Pelancar Haid kita naik bis saja, yang murah." "Tidak Yas. Kalau naik bis belum sampai apartemen nanti kau sudah membeku duluan. Bisnya itu berhenti di mana saja, berkali-kali. Bisa dua jam kita di jalan. Apalagi kalau nanti macet." "Terus bagaimana? Aduh semakin dingin Dev." "Aku tawar sekali ya. Jika dia tidak mau kita cari taksi lain." Devid minta persetujuan, Ayyas mengangguk. Devid lalu menulis angka empat puluh dolar dan ia tunjukkan pada lelaki berhidung bengkok ke kiri itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar